6 WASIAT SAIDINA UMAR

6 WASIAT SAIDINA UMAR :

1. Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau mahu mencacinya, maka cacilah dirimu. Kerana, celamu lebih banyak darinya.

2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah dahulu perutmu. Kerana, tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.

3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah ALLAH s.w.t.! Kerana, tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain DIA.

4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab, andaikata engkau meninggalkannya, bererti engkau terpuji.

5. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Kerana, jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi penuh penyesalan.

6. Bilamana engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah Akhirat. Kerana, engkau tak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.

Wednesday 25 July 2012

Muslimah di Bulan Ramadhan



Saudariku muslimah…jika bulan ramadhan tiba maka sebagian wanita bersungguh-sungguh beribadah di hari-hari pertama namun kemudian merekapun melemah sedikit demi sedikit. Ada diantara mereka yang sibuk di dapur sepanjang hari. Ada juga yang menghabiskan waktu dengan leha-leha tiada guna. Semuanya terjadi karena tidak adanya program harian yang terencana. Untuk itu program yang ringkas ini disajikan dalam rangka mengamalkan sabda Nabi shallallahu’aliahi wasallam (dalam hadits ilahi),
يقول الله تعالى من تقرب إلي شبراً تقربت إليه ذراعاً ومن تقرب إلي ذراعاً تقربت إليه باعاً وإن أقبل إلي يمشي أقبلت إليه أهرول ) صحيح
“Allah Ta’ala tela berfirman, ’Barangsiapa yang mendekatkan diri kepadaKu sejauh satu jengkal maka Aku mendekatinya satu hasta. Dan barangsiapa yang mendekatkan diri kepadaku satu hasta maka Aku mendekatinya satu depa. Jika dia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku mendatanginya dengan berlari.’”Shahih [1]
Program kegiatan yang diusulkan setelah terbit fajar
·         Mengikuti bacaan muadzin (adzan subuh) kemudian berdoa setelah adzan.
·         Melakukan shalat sunnah subuh dua rakaat.
·         Memperbanyak doa setelah shalat sunah.
·         Melakukan shalat subuh dengan penuh semangat dan kekhusukan.
·         Duduk di tempat dimana ia shalat dan mengisinya dengan dzikir pagi serta membaca Al-Qur’an satu juz atau lebih.
·         Shalat dua raka’at setelah terbit matahari.
Program kegiatan yang diusulkan setelah matahari terbit
·         Tidur dengan mengharap pahala karenanya.
·         Pergi bekerja ataupun belajar dengan mengharapkan pahala atasnya.
·         Memperbanyak dzikir kepada Allah Ta’ala di sepanjang hari.
·         Menjauhi perbutan sia-si serta menjaga lisan untuk tidak menggosip.
Program kegiatan yang diusulkan di siang hari
·         Mengikuti bacaan muadzin (adzan zuhur)kemudian berdoa setelah adzan.
·         Melakukan shalat sunnah rawatib sebelum zuhur (shalat sunnah qabliyah) empat raka’at dengan dua raka’at salam dua rakaat salam.
·         Melaksanakan shalat zuhur.
·         Melakukan shalat sunnah rawatib setelah zuhur sebayak dua raka’at.
·         Mempersiapkan hidangan berbuka.
·         Tidur siang (Qailulah) barang sebentar tidaklah megapa tentunya dengan mengharapkan pahala atasnya.
Program kegiatan yang diusulkan di sore hari
·         Mengikuti bacaan muadzin (adzan Asar) kemudian berdoa setelahnya.
·         Melakukan shalat sunnah qabliyah empat raka’at (dua raka’at salam dua rka’at salam).
·         Melakukan shalat Asar.
·         Membaca Al-Qur’an satu juz atau lebih.
·         Dzikir di sore hari.
·         Memenyiapkan hidangan berbuka tanpa berlebihan dan membantu Ibu (memasak di dapur).
·         Memperbanyak doa sebelum berbuka.
·         Berwudhu dan bersiap-siap melaksanakan shalat maghrib.
Rencana kegiatan di saat matahari tenggelam
·         Berbuka puasa dengan kurma basah, kurma kering atau minum air.
·         Mengikuti bacaan muadzin (adzan Maghrib) kemudian berdoa (doa setelah adzan).
·         Melaksanakan shalat Maghrib.
·         Melaksanakan shalat sunnah rawatib (setelah shalat maghrib) dua raka’at.
·         Berkumpul bersama orang sekitar (keluarga, teman dll -pen) untuk menyantap hidangan berbuka dengan penuh syukur atas nikmat Allah yang telah menyempurnakan puasanya hari ini.
·         Bersiap-siap melakukan shalat ‘Isya dan Tarawih di masjid (dengan syarat aman dari fitnah -pen)dengan memperbaharui wudhunya.
·         Jika (seorang muslimah) hendak mengerjakan shalat di masjid maka janganlah ia bertabarruj (berhias) dan memakai wewangian.
Program kegiatan yang diusulkan di waktu ‘Isya
·         Mengikuti bacaan muadzin (adzan ‘Isya) kemudian berdoa setelah adzan.
·         Melaksanakan shalat ‘Isya di masjid dengan penuh semangat dan konsentrasi.
·         Melaksanakan dua rak’at shalat sunnah rawatib.
·         Melaksanakan shalat sunnah tarawih secara sempurna di masjid.
·         Membaca Al-Qur’an satu bagian atau lebih.
·         Jika shalat Tarawih telah selesai bisa dilakukan salah satu kegiatan berikut: pertemuan keluarga, menyambung silaturrahmi, ngobrol tentang permasalahan Ramadhan, berdakwah via internet atau sarana lainnya, belajar ataupun menghafal Al-Qur’an.
·         Tidur diawal waktu serta tidak begadang.
Program kegiatan yang diusulkan di sepertiga malam terakhir
·         Bangun tidur sebelum terbit fajar.
·         Melaksanakan shalat tahajjud meskipun hanya dua raka’at dengan memperpanjang rukuk dan sujud. Serta melakukannya secara berjama’ah dimasjid (dengan syarat aman dari fitnah -pen)di sepuluh terakhir bulan Ramadhan.
·         Membaca Al-Qur’an satu juz atau lebih.
·         Mempersiapkan hidangan sahur tanpa berlebihan dengan menghadirkan niat untuk beribadah kepada Allah serta meneladani sunnah.
·         Duduk untuk berdoa dan memperbanyak istighfar samapai adzan subuh.
Akhir kata…
Maka sudah selayaknya kita mengambil semua hari-hari di bulan Ramdhan yang penuh berkah ini. Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata,
ما ندمت على شيء ندمي على يوم غربت شمسه ، نقص فيه أجلي ولم يزدد فيه عملي
“Tidak ada sesuatu yang paling aku sesalkan daripada penyesalanku pada hari disaat matahari tenggelam dimana jatah umurku berkurang sementara tidak bertambah amalku”. (Disebutkan di “Mausu’ah ad-Difa’ ‘an Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam”, karya : Ali bin Nayif as-Syahud -ed).
Maka untuk itu wahai saudariku muslimah, jika Engkau mampu melakukan agar tidak ada seorang pun yang mendahuluimu (dalam kebaikan) untuk beribadah kepada Allah maka lakukanlah! Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
رغم أنف رجل دخل عليه شهر رمضان ثم انسلخ قبل أن يغفر له
“Sungguh sangat terhina diri seseorang yang menjumpai bulan Ramadhan namun ia tidak diampuni tatkala bulan mulia tersebut telah berlalu.”HR. Tirmidzi [2]
Penyusun ,
Hamba yang sangat butuh akan ampunan Rabnya
Fayus Hamud Al-‘Inzi
Sumber: http://saaid.net/mktarat/ramadan/442.htm

Saturday 21 July 2012

Wanita Ingin Mengulang Hafalan al-Qur’annya Pada Bulan Ramadhan Sementara Dia Haidh/Nifas

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Sollu 'alan Nabi.


Menjaga al-Qur’an merupakan suatu keharusan, karena hal ini sangat membantu dalam melestarikan hafalan dan menjaganya agar tidak terlepas dari ingatan (lupa). Manusia sangat cepat melupakan hafalan al-Qur’annya jika ia tidak selalu mengulangnya denganmuraja’ah (mengulang-ulang bacaan) dan tilawah (membaca). Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَعَاهَدُوا هَذَا الْقُرْآنَ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَلُّتًا مِنْ الْإِبِلِ فِي عُقُلِهَا وَلَفْظُ الْحَدِيثِ لِابْنِ بَرَّادٍ .
“Ulang-ulangilah (hafalan) al-Qur’an. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya al-Qur’an itu lebih cepat hilang dari hati manusia daripada unta yang terlepas dari ikatannya.” [Hadits shahih. Riwayat Bukhari (no. 5033) dan Muslim (no. 791) dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu]
Hal ini juga dapat terjadi kepada kaum wanita, namun kemudian timbul permasalahan mengenai hukum yang ditetapkan bagi seorang wanita haidh atau nifas untuk membaca dan menyentuh al-Qur’an. Telah terjadi perbedaan pendapat di antara para ulama mengenai boleh atau tidaknya seorang wanita yang sedang haidh atau nifas menyentuh al-Qur’an dalam rangka membacanya atau menghafalnya. Pihak yang melarang berdalil dengan firman Allah Ta’ala yang artinya,
لا يَمَسُّهُ إِلا الْمُطَهَّرُونَ
“Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.” (Qs. Al-Waaqi’ah: 79)
Dan riwayat yang berbunyi,
لاَ يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلاَّ الْمُطَهَّرُونَ
“Tidak ada yang menyentuh al-Qur’an kecuali orang yang suci.” [Hadits shahih. LihatIrwaa-ul Ghalil (I/158)]
Dalil yang digunakan untuk maksud pelarangan di atas bukan ditujukan kepada orang yang memiliki hadats, baik hadats besar maupun hadats kecil. Pengecualian yang disebutkan pada surat al-Waaqi’ah ayat 79 dimaksudkan kepada para Malaikat yang disucikan oleh Allah ta’ala, sebagaimana disebutkan pada ayat sebelumnya bahwa al-Qur’an yang dimaksudkan adalah yang tersimpan di Lauh Mahfuzh. Sedangkan pengecualian yang disebutkan dalam hadits di atas maknanya adalah untuk orang mukmin. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَا يَنْجُسُ
“Sesungguhnya orang mukmin itu tidak najis.” [Hadits shahih. Riwayat Muslim no. ]
Maka hadits di atas dimaknai sebagai larangan menyentuh al-Qur’an oleh selain orang mukmin, yaitu orang musyrik, dan bukan kepada wanita haidh atau nifas.
Adapun dalil-dalil yang menyebutkan tentang larangan bagi wanita yang sedang haidh atau nifas membaca al-Qur’an, semuanya memiliki ‘illat atau cacat. Dan tidak ada riwayat shahih dan sharih (tegas) yang menyebutkan tentang larangan bagi wanita haidh atau nifas untuk membaca al-Qur’an. Selain itu, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdzikir dalam setiap keadaan, baik dalam keadaan suci maupun berhadats. [Hadits shahih. Riwayat Muslim dalam Shahih-nya (I/194)]
Hadits di atas menunjukkan tentang bolehnya wanita haidh atau nifas dan orang junub membaca al-Qur’an. Karena berdzikir secara umum mencakup ke dalam membaca al-Qur’an. [Lihat Syarah Riyadhush Shalihin (IV/389)]
Dengan demikian, jika dilihat dari sisi daliliyah, maka wanita haidh maupun nifas boleh menyentuh mushaf al-Qur’an dalam rangka membacanya dan atau menghafalnya. Namun, membaca al-Qur’an dan menyentuhnya dalam keadaan suci (berwudhu) adalah lebih diutamakan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا عَلَى طُهْرٍ أَوْ قَالَ عَلَى طَهَارَةٍ
“Sesungguhnya aku tidak suka menyebut nama Allah (berdzikir) kecuali dalam keadaan suci (berwudhu).” [Hadits shahih. Riwayat Abu Dawud (no. 17), an-Nasa'i (I/16), Ibnu Majah (no. 350), ad-Daarimi (II/287) dan Ahmad (V/80). Lihat juga Silsilah ash-Shahiihah (no. 834)]
Maka solusi lain bagi wanita yang sedang haidh maupun nifas, jika ingin mengulang hafalan Qur’annya, insya Allah, dapat dibantu dengan mendengarkan suara qari’ melalui kaset murattal, atau dapat membuka aplikasi al-Qur’an melalui komputer (atau perangkat sejenis), atau dapat juga meminta orang lain untuk membacakan ayat atau surat yang ingin dihafal. Sesungguhnya Allah hendak memudahkan dan bukan menyulitkan.
***
artikel muslimah.or.id (Bagian ke 3 dari pembahasan: Problema Muslimah di Bulan Ramadhan)
Penyusun: Ummu Sufyan Rahmawaty Woly bintu Muhammad
  • Al-Adzkar an-Nawawi, Imam an-Nawawi; takhrij, tahqiq dan ta’liq oleh Syaikh Amir bin Ali Yasin, cet. Daar Ibn Khuzaimah
  • Ahkaamul Janaaiz wa Bida’uha, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, cet. Maktabah al-Ma’arif
  • Ensiklopedi Adab Islam Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah, ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, cet. Pustaka Imam asy-Syafi’i
  • Ensiklopedi Fiqh Wanita, Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, cet. Pustaka Ibnu Katsir
  • Fatwa-Fatwa Tentang Wanita, Lajnah ad-Daimah lil Ifta’, cet. Darul Haq
  • Meneladani Shaum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali dan Syaikh ‘Ali bin Hasan bin ‘Ali al-Halabi al-Atsari, cet. Pustaka Imam asy-Syafi’i
  • Syarah Riyadhush Shalihin, Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, cet. Pustaka Imam asy-Syafi’i
  • Tamamul Minnah fii Ta’liq ‘ala Fiqhis Sunnah, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, cet. Daar ar-Raayah
  • Tiga Hukum Perempuan Haidh dan Junub, Abdul Hakim bin Amir Abdat, cet. Darul Qolam

Wednesday 11 July 2012

Serah Pada Allah, Apa Yang Terbaik Untukmu

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Sollu 'alan Nabi.

Hidup ini adalah perjalanan menuju Allah. Sejak mula kita dilahirkan, muda, tua, hingga hujung nyawa, kita takkan berhenti untuk menujuNya. Kerana Allah, kita diciptakan. Lalu, jiwa kita seluruhnya teramat memerlukan Allah. Dalam setiap waktu, setiap keadaan, setiap tempat. Allah Maha Meliputi segala sesuatu. Tidak mungkin kita terkeluar dari pengawasan Allah, lagi tidak mungkin jika dikatakan kita tidak memerlukan Allah dalam setiap urusan hidup kita, kerana Allah Maha Berkuasa ke atas segala sesuatu.

Manusia sering bersifat angkuh, pentingkan diri, merasa serba serba tahu, tergesa-gesa, gelisah jika ditimpa kesusahan dan gembira jika diberi nikmat hingga yag terbit hanya perasaan bangga atas usahanya lalu lupa untuk bersyukur. Sedangkan, segala yang kita alami datangnya daripada Allah. Allah ingin menguji, hambaNya yang mana yang lebih baik. Sepatutnya, jika ditimpa musibah kita bersabar, jika diberi nikmat kita bersyukur, jika kita melakukan ketaatan maka sedarilah itu adalah anugerah dari Allah, dan jika kita bermaksiat, maka segeralah bertaubat. InsyaAllah.

Seringkali kita lalai dari tujuan utama kita hidup, iaitu mengabdikan diri kita kepada Allah. Kita lebih senang mengikut kata nafsu, kata manusia, kata syaitan, lebih dari kata-kata Allah. Dalam apa jua urusan hidup, jadikanlah Allah sebagai rujukan utama. Tanyalah pada Allah.."Ya Allah, Kau tunjukkanlah apa yang patut aku buat..apa yang terbaik untukku.." InsyaAllah, Allah pasti menggerakkan kita untuk memilih yang terbaik dari sisiNya. Bila kita tanya pada Allah, kita sedang cuba menyerahkan urusan kita kepadaNya. Fokus kepada Allah lebih dari makhluk, dari segala apa pun. 'Berbicara' dengan Allah itu lebih menenangkan hati. Jika kita bertawakkal kepada Allah, Allah pasti mencukupkan kita dan yang terbaik jugalah kita dapat. Berkali-kali Allah mengajar kita, jika kita berpaling dariNya, kita pasti binasa. Tiada seorang pun yang mengetahui apa yang terbaik untuk kita selain Allah. TIDAK ADA.

 Sebagai hambaNya yang faqir, kepada Dia-lah kita yakin, berserah diri, menggantungkan harapan, dan memohon apa yang terbaik untuk diri kita-walau dalam sekecil-kecil perkara seperti hendak pakai baju apa, nak masak apa, nak pergi mana..apabila kita ingat Allah dalam setiap tindakan kita, maka InsyaAllah kita ingat untuk buat sesuatu perkara itu kerana Allah. Bila buat sesuatu kerana Allah, pastilah perkara itu adalah perkara yang diredhai olehNya. TIDAK ADA perbuatan maksiat yang diniatkan kerana Allah.

Sebagai contoh, jika kita dimarahi, tenangkan diri, tanya pada Allah, "Ya Allah, apa patut aku buat.."..dengan izinNya, secara automatik, fikiran mula ingat untuk bersabar, koreksi diri, dan mengembalikan segala hal yang berlaku kepada Allah. Bila kita ingat Allah, tanya pada Allah, jawapannya pasti ada, yakni selari dengan apa yang Allah anjurkan melalui Al-Quran dan Hadis. Allahuakbar...

Antara pemandangan di dalam pesantren 

Rujuklah Al-Quran dan Hadis, InsyaAllah kita akan selamat dari belenggu maksiat dan kesesatan. Hakikatnya kita sedang berurusan dengan Allah, Dia-lah Penilai kita, bukan orang lain. Jadi, jika ada manusia yang mencadangkan sesuatu yang tidak selari dengan hukum syarak, jangan sekali-kali kita lemah. Tinggalkanlah hal yang batil, dan teguhkan dengan mengikuti perintah Allah, Lillahi Ta'ala.

Salah satu kisah yang mencerminkan kekuasaan Allah dalam membantu hambaNya yang melakukan penyerahan diri kepadaNya, adalah kisah Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri 'Asali Fadlaailir Rahmah, Turen, Jawa Timur. Pengasasnya, Romo Kyai Ahmad, dengan izin Allah, telah diilhamkan oleh Allah untuk membangunkan pondok pesantren yang luarbiasa. Binaan itu, Subhanallah, sungguh indah, unik dan lebih menarik lagi, sesiapa yang berkunjung ke situ, memperoleh ketenangan dan kesedaran tentang Allah. Seolah-olah bangunan itu 'berbicara supaya manusia membersihkan hati'. Romo Kyai sentiasa memohon petunjuk dari Allah dalam setiap inci pembinaan pesantren itu. Beliau melakukan istikharah bagi menentukan bentuk, ukuran, bahan, dan tempat untuk mendirikan setiap bangunan. Tiada pelukis pelan, interior designer, arkitek handalan, pembina bangunan yang berkemahiran, atau jentera-jentera besar, tetapi segala proses pembinaan pesantren itu hanya melibatkan Romo Kyai dan para pelajar di situ. Dari pemikiran logik, agak mustahil bagi orang yang tiada asas dalam bidang senibina, mampu menghasilkan sebuah 'masterpiece' sebegitu. Namun, itulah kebesaran dan kekuasaan Allah, yang memberikan ilham dan kurnia kepada hambaNya yang sentiasa merendahkan diri kepadaNya, menyerahkan urusan kepadaNya, dengan niat yang ikhlas kerana Allah. Wallahu 'alam.

Berikut adalah antara gambar pondok pesantren itu:







More info about the pesantren: http://www.ponpesbibaafadlrah.or.id/

Note: I'm no better than anyone of you who read this. Let's just try to be a better person because of Allah...

La hau la wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'aziim...

Sunday 8 July 2012

Kelebihan Wanita Menetap Di Rumah

Bismilahirrahmaanirrahiim.


Sollu 'alan Nabi.




Ibnu Masu’d r.ahu meriwayatkan ; bahwa RasuluLlah s.a.w bersabda:"Wanita itu aurat, apabila ia keluar dari rumahnya maka syaitan mengawasinya.Dan sesungguhnya selama ia berada dirumahnya wanita itu sangat dekat dengan Allah s.w.t . (Hadis Riwayat Tirmizi)


Ibnu Masu’d r.ahu meriwayatkan ; bahwa RasuluLlah s.a.w bersabda:"Solat wanita dibiliknya lebih baik dari di tengah rumahnya, dan solatnya di tengah rumahnya lebih baik dari solatnya di perkarangan rumahnya (serambinya)".(Hadis Riwayat Abu Daud Jilid 1)


"Solat wanita yang paling disukai oleh Allah ialah yang dikerjakan di mihrabnya mandapat pahala 25 darjat lebih baik dari solatnya secara berjemaa'h".(Kanzul U'mmal)

Dari AsSaib bekas hamba Ummu Salamah r.a.ha:Nabi s.a.w bersabda:"Masjid yang terbaik bagi wanita ialah sudut rumahnya". (Musnad Ahmad, Targhib wa Tarhib) Sabda baginda SAW : "Amalan yang paling baik bagi kaum wanita dari ummatku adalah redho (terima dan taat) dan menghindarkan diri dari lelaki (dengan berada di rumah). " (Syaroi' Hijab)


Abu Hurairah r.a.hu. meriwayatkan, RasuluLlah s.a.w telah bersabda di dalam haji wida':" Hanya untuk ini (mengerjakan haji) sahaja selepas ini,kamu (para isteri baginda) semua hendaklah berada di tikar-tikar rumah (menetap di rumah)".Abu Hurairah r.a.hu berkata: Kamu semua itu ialah isteri-isteri RasuluLlah s.a.w. (Sunan Abi Daud,Musnad Ahmad,Targib wa Tarhib)


Hadhrat A'aiesyah r.a.ha meriwayatkan RasuluLlah s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya solat wanita dirumahnya lebih baik dari didalam biliknya,solatnya di dalam biliknya lebih baik dari solatnya di halaman dalam rumahnya,solatnya di halaman rumahnya lebih baik dari solatnya di masjid".(Sunan Abu Daud, Musnad Ahmad,Majma' AzZawaid)


Ibnu Masu’d r.ahu " Perempuan itu aurat, maka tahanlah mereka di dalam rumah.Sesungguhnya seseoran wanita itu bila ia keluar , suaminya bertanya:"kamu hendak kemana?".Kata perempuan itu:"Saya hendak pergi menziarahi orang sakit dan mengiringi jenazah".Maka syaitan sentiasa bersamanya (menghasut ia keluar) sehingga ia keluar dari rumahnya dengan terbuka auratnya.Sedangkan tidaklah wanita itu dapat mencari keredhoan Allah (dengan cara yang terlebih baik) dari ia tinggal di dalam rumahnya, dan beri'badat kepada Allah di dalamnya dan mentoa'ti suaminya." ( Targhib wa Tarhib dan Majma' AzZawaid)