6 WASIAT SAIDINA UMAR

6 WASIAT SAIDINA UMAR :

1. Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau mahu mencacinya, maka cacilah dirimu. Kerana, celamu lebih banyak darinya.

2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah dahulu perutmu. Kerana, tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.

3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah ALLAH s.w.t.! Kerana, tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain DIA.

4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab, andaikata engkau meninggalkannya, bererti engkau terpuji.

5. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Kerana, jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi penuh penyesalan.

6. Bilamana engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah Akhirat. Kerana, engkau tak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.

Sunday 16 September 2012

Pesanan Syaikh Ahmad Yassin

Bismillah.

Sollu 'alan Nabi.


Wahai anak²ku, telah tiba saatnya kalian 1-kembali kpd ALLAH dgn meninggalkan pelbagai keseronokan, kealpaan kehidupan & menyingkirkannya jauh drpd kehidupan kalian.

Telah tiba saatnya kalian 2-bangun & melakukan solat subuh secara berjemaah. Sudah sampai saatnya utk kalian 3-menghiasi diri dgn akhlak yg mulia, 4-mengamalkan kandungan al-Quran serta 5-mencontohi kehidupan Nabi Muhammad saw.

Aku menyeru kalian wahai anak²ku untuk 6-solat tepat pada waktunya.Lebih dari itu, aku mengajak kalian wahai anak ² ku, utk 7-mendekat diri kpd sunnah Nabi kalian yg agung.

Wahai para pemuda, aku ingin kalian 8-menyedari & menghayati makna tanggungjawab. Kalian harus tegar menghadapi kesulitan hidup dgn meninggalkan keluh kesah. Aku menyeru kalian utk 9-menghadap ALLAH SWT & memohon keampunan dari-Nya agar Dia memberi rezeki yg berkat kpd kalian. Aku menyeru kalian supaya 10-menghormati orang yg lebih tua & 11-menyayangi orang yg lebih muda.

Aku ingin kalian tidak tertidur oleh alunan² muzik yg melalaikan, melupakan kata² yg menyebutkan cinta kpda manusia & dunia serta menggantikannya dgn kata amal, kerja & zikir kpd ALLAH. Wahai anak²ku, aku amat berharap kalian 12-tidak sibuk dgn muzik & 13-tidak terjerumus ke dlm arus syahwat.

Wahai puteriku, aku ingin kalian berjanji kpd ALLAH akan 14-mengenakan hijab secara jujur & betul. Aku meminta kalian berjanji kpd ALLAH bahawa kalian akan 15-mengambil peduli tentang agama & Nabi kalian yg mulia. Jadikanlah ibunda kalian, 16-Khadijah & Aisyah, sebagai teladan. Jadikan mereka sebagai pelita hidup kalian. Haram hukumnya bagi kalian utk melakukan sesuatu yg boleh menarik perhatian pemuda supaya mendekati kalian.

Kepada semua, aku ingin kalian 17-bersiap sedia utk menghadapi segala sesuatu yg akan datang. 18-Bersiaplah dgn agama & ilmu pengetahuan. Bersiaplah utk belajar & mencari hikmah. Belajarlah bagaimana hidup dlm kegelapan yg pekat. Latihlah diri kalian agar dapat hidup tanpa elektrik & peralatan elektronik. Latihlah diri kalian utk sementara waktu merasakan kehidupan yg sukar.

Biasakan diri kalian agar dapat 19-melindungi diri & 20-membuat perancangan utk masa depan. Berpeganglah kpda agama kalian. Carilah sebab²nya & tawakal kpd ALLAH.


Saturday 15 September 2012

Wudhuk Muslimah

Bismillah.

Sollu 'alan Nabi.


Disusun oleh: Ummu Ziyad
Muroja’ah: Ust. Aris Munandar


Secara sederhana, wudhu yang sesuai diajarkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallamdapat kita lakukan seperti ini:
Pertama, hadirkan niat dalam hatimu untuk berwudhu. Apapun ibadah yang kita lakukan tentu saja hanya kita niatkan untuk ibadah kepada Allah semata. Dan begitu banyak aktifitas harian kita yang dapat kita niatkan untuk ibadah. Nah… untuk semua niat ibadah itu, maka kita tidak perlu melafalkannya (mengeluarkan dengan suara). Apalagi mengkhususkan bacaan tertentu. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamtidak pernah melakukannya.
Kedua, bacalah bismillah.

Ketiga, basuhlah kedua telapak tanganmu 3 kali
.
basuh tangan 3kali
Keempat, berkumur-kumurlah dan masukkan air ke hidung dengan sungguh-sungguh dengan telapak tangan kanan. Kemudian keluarkan air tersebut dengan tangan kiri.
Kelima, basuhlah mukamu. Muka di sini tentu saja bagian yang telah kita kenal, yaitu bagian wajah dari batas telinga kanan ke telinga kiri, dan dari tempat mulai tumbuhnya rambut sampai dagu. Untuk yang telah memiliki suami atau saudara laki-laki, perlu juga diingatkan untuk membasuh jenggot yang ada karena ia juga termasuk sebagai anggota wajah.
Keenam, membasuh tangan dimulai dengan tangan kanan.
Basuhan yang sempurna adalah basuhan yang dimulai dari ujung-ujung jari hingga siku, kemudian menggosok-gosok lengan, membasuh siku dan membersihkan sela-sela jemari. Setelah tangan kanan selesai, baru dilanjutkan membasuh dengan cara yang sama untuk tangan kiri.
Ketujuh, mengusap kepala satu kali.
Kalau anggota wudhu lainnya dianjurkan dibasuh sampai tiga kali, maka bagian ini hanya satu kali usapan (walaupun terkadang kita disarankan mengusapnya 3 kali). Bagian kepala yang dimaksud adalah seluruh rambut kita dan telinga kita. Praktek yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamadalah membasahi kedua telapak tangan dengan air, kemudian mengusap mulai dari kepala bagian depan, diusap sampai ke belakang, kemudian dibalikkan lagi usapan itu ke depan dan langsung dilanjutkan mengusap telinga dengan cara memasukkan jari telunjuk ke lubang telinga sedangkan ibu jari mengusap daun telinga bagian luar. Bingung? Coba lihat gambar di bawah. Insya Allah mudah.
Kedelapan, membasuh kaki dimulai dari kaki kanan.
Membasuh kaki secara sempurna adalah dengan cara membasuh ujung-ujung jari kaki sampai mata kaki, mencuci mata kaki dan membersihkan sela-sela jari kaki. Setelah selesai membasuh kaki kanan, maka dilanjutkan dengan kaki kiri dengan cara yang sama.
Kemudian kita disunnahkan membaca dzikir setelah wudhu. Ada berbagai macam dzikir setelah wudhu yang dicontohkan Rasulullahshallallahu’alaihi wa sallamyang dapat kita baca. Salah satunya adalah bacaan berikut
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ له وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
Artinya, “Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi pula bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”
Selesai.
Mudah bukan? Insya Allah… Kesemua gerakan wudhu tersebut terangkum dalam cara wudhu yang diperlihatkan oleh sahabat Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhusebagaimana diceritakan oleh Humran bekas budak beliau,
Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu meminta air wudhu. (Setelah dibawakan), ia berwudhu: Ia mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidungnya, kemudian mencuci wajahnya tiga kali, lalu membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, kemudian membasuh tangannya yang kiri tiga kali seperti itu juga, kemudian mengusap kepalanya lalu membasuh kakinya yang kanan sampai kedua mata kakinya tiga kali kemudian membasuh yang kiri seperti itu juga. Kemudian mengatakan,
“Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berwudhu seperti wudhuku ini lalu Rasulullah bersabda, ‘Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini kemudian berdiri dan ruku dua kali dengan sikap tulus ikhlas, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.’” (Muttafaq ‘alaihi)
Jangan lupa ya saudariku, praktekkan ilmu yang singkat namun sangat urgent ini!
Maraji:
  1. Al Wajiz. Syaikh Abdul ‘Azhim bin Badawi. Pustaka As-Sunnah. Cet. 2
  2. Thaharah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf. Media Hidayah. Cet 1 2004
  3. Catatan Kajian Al Wajiz bersama Ustadz Muslam 15 Maret 2004
***
Artikel www.muslimah.or.idIlustrasi oleh: Ummu Ziyad

Friday 14 September 2012

Menjentik Kesedaran Jihad Fi Sabilillah!

Bismillahirrahmaannirrahiim.

Sollu 'alan Nabi.

Alhamdulillah. Pertemuan dengan blog Ar-Rahmah yang menampilkan isu-isu Islam sedunia sedikit sebanyak telah membuka minda dan hati yang lalai ini..Baru tersedar, sedang kita sibuk dengan aktiviti dunia, atau membuang masa dengan hal-hal lagha, atau sedang asyik menikmati makanan yang lazat, di sana..ada segolongan mujahid dan mujahidah yang bertungkus lumus mempertahankan Islam..Impian mereka hanya satu..syahid di jalan Allah..terasa malu dengan diri yang yang sibuk dengan hal remeh-temeh..sepatutnya kita meneladani semangat dan keimanan hamba-hamba Allah yang bertuah ini..mereka diuji dengan penderitaan, namun bangkit demi agama Islam yang mulia, dan menggapai tempat istimewa di sisi Allah yakni syurga.....

klik sini untuk kisah mujahidah yang mampu mengalirkan air mata...


Dariku Untukmu Ukhti Mukminah : Nasehat Ummu Muhammad, Istri As Syahid (Insya Allah) DR. Abdullah Azzam Buat Muslimah Mujahidah

Saif Al Battar
Sabtu, 8 Oktober 2011 09:28:12
Hadiah dari Isteri Seorang Mujahid, Nasehat Ummu Muhammad, (Samirah Awatiilah) Istri As Syahid (Insya Alloh) DR. Abdullah Azzam buat kaum Muslimah Mujahidiah di seluruh dunia. Semoga bermanfaat dan memacu semangat kaum Muslimah Mujahidah untuk berjuang dengan lebih Istiqomah dan sabar, semoga bermanfaat..
Segala puji bagi Alloh Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan selalu kepada Rasul yang mulia, keluarga dan sahabat-sahabatnya semua.
Saudari-saudariku tercinta,
Sesungguhnya, umur itu sangatlah pendek dan kehidupan ini hanyalah hembusan-hembusan nafas yang akan dihitung dan dihisab. Maka, apakah tiap dari kita sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi hari berpisahnya orang-orang yang saling berkasih sayang dan saling bersahabat?
Hari berpisahnya kita dari dunia yang fana ini, menuju yaumil hisab –hari perhitungan- dan alam kekal. Hari yang menjadikan harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali bagi mereka yang menghadap Alloh dengan qalbun salim (hati yang sehat).
Apakah tiap dari kita sudah mempersiapkan diri untuk masuk ke liang lahat, yang pernah disabdakan Rosulullah pada hari kebumikannya sahabat mulia yang bernama Sa'ad bin Mu'adz Ra:
"Seandainya ada orang yang selamat dari himpitan kubur, tentulah Sa'ad bin Mu'adz orangnya." (Shahih Al-Jam'iush-Shagir, hadist no. 5306)
Saya berharap kepada Allah Ta'ala agar kita termasuk orang-orang yang dibenarkan dalam sabda Rosulullah :
"Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah." (Shahih Muslim, hadist no. 1469)
Wahai ukhti mukminah, keshalihanmu terletak pada kebaikan dienmu, benarnya aqidahmu dan baiknya tarbiyah yang engkau berikan kepada anak-anakmu. Mereka adalah amanat di lehermu dan calon pemuda di masa depan, pembela dienul Islam dan sebagai kayu bakar yang akan terus menyala, menjadi api penerang bagi keabadian dakwah ini di masa mendatang.
Wahai saudari-saudari tercinta, wahai cucu-cucu Khonsa',
Wahai saudari-saudari Sumayyah dan Khaulah binti Al-Azur.
Wahai kaum muslimah yang ridho kepada Alloh sebagai Rabbnya, Islam sebagai diennya, Muhammad sebagai rasulnya serta Al-Qur'an sebagai pedoman hidupnya,
Wahai kaum muslimah yang menginginkan bendera "Laa Ilaaha Illallaah" berkibar setinggi-tingginya, dan menginginkan hidup diatas bumi yang penuh keadilan dan ketentraman,
Wahai kaum muslimah yang ingin hidup bahagia lagi mulia dengan meniti jejak Rasul dan menjadikan Al-Qur'an sebagai satu-satunya pedoman dalam hidupnya.
Wahai isteri-isteri kaum muslimin di penjuru bumi Timur dan Barat, doronglah suami-suami kalian untuk berjihad fi sabilillaah. Karena sesungguhnya, suami kalian tidak akan menjadi suami yang kalian idam-idamkan, kecuali ketika ia menjadi laki-laki kuat yang memanggul senjata dan membela dien, aqidah, tanah air dan harga diri mereka, serta mampu meneror musuh-musuh mereka dengan mempersembahkan syahid demi Islam.
Kemuliaan, ketinggian dan keluhuran hanya bisa diperoleh dalam naungan pedang di tangan manusia-manusia kuat yang mampu menggentarkan musuh-musuh mereka. Namun, itu semua tidak akan terwujud kecuali jika tiap orang dari kita mau mendorong suami, anak, saudara dan bapaknya ke medan perang, pertempuran dan kancah kemuliaan.
Itu semua juga tidak akan terwujud kecuali dengan kesabaran wanita atas kepergian suaminya, saudara dan bapaknya, serta dengan mengganti peran mereka dalam mengurus diri sendiri, anak-anak dan rumah tangganya untuk menjadi baik.
Para wanita yang berperan di belakang mereka bak batu karang nan kokoh yang menopang dan menjadi tempat mereka bersandar. Menjadi penolong mereka dengan kesabaran dan pengorbanan, di samping menyiapkan segala perlengkapan yang pantas untuk diberikan bagi kaum laki-laki demi terwujudnya cita-cita ini.
Kemudian, jauhilah dunia dan pandanglah ia dengan penuh hina. Jangan pula kalian membebani suami dengan hal-hal yang ia tidak sanggup menghadirkannya. Jadikan dirimu rela dengan yang sedikit dari pemberian Alloh yang dimudahkan untuknya.
Janganlah menyibukkan suami dengan tuntutan duniawi untuk kepentingan dirinya, yang seandainya diikuti dan menuruti syahwatnya, niscaya hanya akan membawa dirinya kepada kehancuran. Dia pun akan terus berupaya dan bersungguh-sungguh menghabiskan waktunya, untuk meraup dunia yang tidak akan habis-habisnya, sampai dunia itu melumat habis dirinya.
Wahai kalian ukhti muslimah, kalian wajib senantiasa mendorong suami pergi berjihad dengan segenap kemampuan yang kalian miliki. Janganlah bimbang dengan jalan jihad hanya karena hambatan-hambatan yang ada, sebab umur itu ada di tangan Allah dan sesungguhnya jihad itu tidak akan mengurangi umur dan rezeki mereka sedikitpun. Sebaliknya jika meninggalkan jihad, itu bukan menjadi sebab panjangnya umur dan bertambahnya rezki, itu semua sudah menjadi takdir Alloh.
Alloh berfirman: "Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan (nya)." (Yunus:49)
Wahai ukhti muslimah, bukankah kalian senang jika menjadi mujahidah fie sabilillah? Tentu kalian menjawab "Iya". Tapi bagaimana mungkin hal itu bisa terwujud, sedang kalian sendiri tidak mendorong suami untuk berjihad serta tidak ikut menangani tugas-tugasnya dengan kesabaran atas kepergian suami, tidak juga menggantikan peran suami kalian di dalam rumah..?
Apabila Alloh menakdirkan suami kalian hidup di bawah naungan jihad, maka kalian akan senantiasa hidup bahagia bersamanya. Apabila Alloh menakdirkan mati syahid untuknya, kelak kalian pun akan dikumpulkan bersamanya sebagai seorang syahidah –InsyaAllah- karena orang yang mati syahid itu bisa memberi syafa'at kepada 70 orang dari kerabatnya.
Saudari muslimah, apakah ada martabat lain yang lebih besar daripada ini? Keistimewaan apa lagi yang diinginkan setelah diberikan kepadanya kebahagiaan mendampingi orang yang mati syahid lagi saleh di dalam syurga? Kita memohon kepada Alloh, agar Dia mengumpulkan kita semua hidup bersama mereka di tempat yang penuh kebahagiaan di sisi Rabb Yang Maha Kuasa.
Wahai ukhti fillah, demi Alloh akan saya terangkan kepada kalian sebuah hikmah dari pengalaman hidup saya. Yakni, jika kalian bertawakal kepada Allah dalam hidup, niscaya tidak akan ada satu perkara pun yang dapat membahayakan kalian dengan izin Alloh. Walau sebesar apapun musibah itu, tentu akan terasa kecil selama itu di jalan Alloh. Demi Alloh yang tidak ada Ilah kecuali Dia, sesungguhnya kabar syahid suami dan anak saya, saya hadapi dengan penuh kerelaan di atas qadha' dan qadar-Nya.
Saya juga merasakan bahwa kebahagiaan telah menyelimuti diri saya, bahkan menenggelamkan saya ke dalamnya. Padahal peristiwa syahidnya mereka telah lama berlalu, tapi saya tetap merasa teguh, ridha dan tenang, itu semua murni pemberian Alloh dan takdir-Nya semata.
Perasaan yang muncul ini bukanlah atas kehendak saya tapi itu berupa keteguhan yang semata Alloh karuniakan ke dalam diri saya.
Saya yakin betul kalau itulah batas usia mereka dan itulah akhir ajal mereka. Lalu apa gunanya putus asa dan kesedihan? Bukankah rela terhadap qadha' Alloh itu lebih baik dibanding harus berputus asa? Bukankah balasan dari sebuah kesabaran adalah surga yang menanti?
Maka dari itu Ya Alloh, janganlah Engkau haramkan atas kami pahala-pahala mereka dan jangan pula Engkau jadikan kami sesat sesudah mereka tiada. Sesungguhnya saya betul-betul bahagia dengan syahidnya mereka, dan rasa bahagia ini lebih besar daripada yang saya rasakan ketika mereka masih hidup bersama kami.
Saya pun memperhatikan dan Alloh juga yang lebih mengetahui, sesungguhnya mereka yang sudah syahid meninggalkan kami itu telah mendapatkan keberuntungan dan saya pun demikian ikut mendapatkannya dikarenakan setia bersama mereka. Semoga Alloh menjadikan mereka penghuni syurga-Nya yang demikian luas, serta mempertemukan kita dengan mereka kelak di tempat yang sarat kebahagiaan di sisi Rabb Yang Maha Kuasa, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan.
Wahai ukhti muslimah, terakhir saya wasiatkan kepada kalian untuk selalu bertaqwa kepada Alloh, membaca Al-Qur'an, menjaga lisan, bergaul dengan orang-orang shalih dan menjauhi orang yang buruk perangainya.
Janganlah hidup bermewah-mewahan karena itu akan mematikan hati kalian, dan hati yang sudah mati tidak akan mampu mendidik dan mengarahkan orang yang hidup.
Wahai ukhti muslimah, sesungguhnya kita ini membutuhkan suri tauladan dari para sahabat Nabi yang perempuan –ridhwaanullaahu 'alaihinna. Oleh karena itu perhatikanlah sosok Ummu Salamah, Khonsa', Sumayyah dan Khaulah untuk menjadi tauladan bagi kalian. Kemudian amalkanlah agar kalian naik ke jenjang yang tinggi, yang telah didaki oleh saudari-saudari kalian sebelumnya semisal para sahabat Nabi. Semoga Alloh memberikan taufik kepada kalian atas amalan yang dicintai dan diridhai-Nya.
Inilah yang dapat saya tuliskan, dan saya memohon ampunan kepada Alloh untuk pribadi saya dan akhwat-akhwat sekalian.
Saudarimu seakidah,
Ummu Muhammad 'Azzam.
Dikutip dari: Al-Ekhlaas Islamic Page
Sumber : Washiyyatus Syaikh Abdulloh Azzam,
Surat dari Garis Depan; Suara Hati Tokoh Perlawanan.
Muslimah & Mujahidah
http://arrahmah.com
filter your mind, get the truth

Monday 10 September 2012

Wanita di bawah Cahaya al-Quran dan al-Sunnah

Bismillah.

Sollu 'alan Nabi.



Oleh : AisyahHumaira (al-ahkam.net)

Pendahuluan

Apakah sifat seorang wanita yang beriman kepada Allah dan RasulNya? Bagaimanakah seorang wanita itu seharusnya bertingkahlaku untuk dia digelar wanita yang solehah? Dan apakah petunjuk Nabi :selawat kepada kaum wanita dari kalangan umatnya dalam menjalani kehidupannya? Sesungguhnya tidaklah seorang wanita itu mengikut setiap pesanan dan nasihat dari guru sekalian umat ini -:selawat- melainkan dia digelar wanita yang solehah. Tiada satu pun yang dapat mengukur kebaikan dan kemuliaan seorang wanita itu melainkan dengan kekuatannya berpegang kepada al-Quran dan al-Sunnah. Tulisan ini akan menjawab persoalan-persoalan yang diutarakan di atas berdasarkan dalil-dalil dari al-Quran dan al-Sunnah. Wahai kaum wanita, perhatilah dan selamilah petunjuk serta wasiat dari Penciptamu dan Rasulmu serta hadapilah hidup ini dengan hati yang lurus!

Sifat wanita yang beriman

Sekiranya seorang wanita itu berakhlak dan menghiasi dirinya dengan sifat-sifat berikut, maka bergembiralah dia dengan syurga yang dijanjikan oleh Allah untuknya.

(1) Keimanan dan taqwa kepada Allah serta kecintaannya kepada Rasul :selawat. Seorang wanita itu seharusnya mendahulukan Allah dan Rasul :selawat dalam apa jua perkara serta menjadikan keduanya sebagai kayu ukur dalam setiap gerak-geri dan tingkahlakunya. Allah Ta'ala berfirman yang bermaksud : «Tiadalah bagi lelaki yang beriman dan wanita yang beriman (hak) untuk memilih dalam urusan mereka apabila Allah dan RasulNya telah memutuskan urusan itu. Barangsiapa menderhakai Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata» [al-Ahzab : 36]. Dan Nabi :selawat telah menjanjikan bahawa mereka yang mendahulukan Allah dan RasulNya dalam setiap perkara maka mereka akan mendapat kemanisan iman. Nabi :selawat berkata yang membawa maksud : «Tiga perkara yang mana ia terdapat pada diri seseorang itu, maka dia akan merasai kemanisan iman ; orang yang mencintai Allah dan RasulNya melebihi segala sesuatu; orang yang mencintai orang lain kerana Allah; dan orang yang membenci kekafiran sebagaimana dia membenci dimasukkan ke dalam api neraka»[1].

Seorang wanita yang beriman itu selalu mengingati Allah dalam keadaan bersendiri mahupun ramai, dan dalam keadaan senang ataupun susah. Hatinya sentiasa terikat dengan Allah dan dia sentiasa memelihara iman di dalam hatinya dengan zikir, ibadah-ibadah sunat, membaca al-Quran serta memerhati tanda-tanda kekuasaan Allah. Kehidupan bagi seorang wanita itu bukanlah emas dan perhiasan, kehidupan juga bukan suami ataupun keluarga; tetapi kehidupan bagi seorang wanita itu ialah iman dan amalan-amalan soleh yang akan dibawa berjumpa Allah kelak. Allah berfirman yang bermaksud : «Barangsiapa mengerjakan kebaikan baik lelaki ataupun perempuan, sedang dia beriman, nescaya Kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik; dan Kami balasi mereka dengan pahala yang terlebih baik dari apa yang telah mereka amalkan» [al-Nahl : 97]. Seorang wanita yang menjadikan al-Quran dan al-Sunnah sebagai tunggak hidupnya, maka dia akan menjalani kehidupan di dunia ini dengan aman dan bahagia. Dari Suhaib al-Rumi, Nabi :selawat berkata yang bermaksud : «Sungguh mengkagumkan urusan orang mukmin itu, setiap urusannya adalah baik, tidaklah perkara ini berlaku kepada seseorang pun melainkan orang mukmin, jika dia mendapat perkara gembira, dia bersyukur, itu adalah baik baginya, dan jika dia ditimpa musibah, dia bersabar, itu adalah baik baginya»[2].

(2) Sentiasa melazimi rumah dan tidak berhias-hias (tabarruj). Sekian banyak dalil-dalil dari al-Quran dan al-Sunnah yang menunjukkan bahawa melazimi rumah itu adalah lebih baik bagi seorang wanita. Setiap apa yang disebut sebagai 'baik' oleh Allah dan Rasul :selawat, maka tiadalah sesuatu pun yang lebih baik dari perkara itu. Allah berfirman di dalam al-Quran yang menunjukkan perintah kepada isteri-isteri Nabi :selawat yang bermaksud : «Tetaplah kamu dalam rumahmu dan janganlah kamu berhias-hias seperti berhiasnya perempuan jahiliyah yang dahulu…» [al-Ahzab : 34]. Ibn Kathir berkata ketika menafsirkan ayat ini : "Adab-adab ini telah Allah perintahkan kepada isteri-isteri Nabi :selawat dan wanita umat ini (untuk mereka mengikuti ummahat al-mukminin)… (ayat ini bermaksud) iaitu tetaplah kalian dan janganlah keluar tanpa sebarang hajat dan antara hajat yang dibenarkan syara' ialah solat di masjid dengan syarat yang telah ditetapkan[3]". Manakala al-Qurtubi pula berkata : "Ayat ini menunjukkan perintah untuk tetap di rumah, walaupun ayat ini ditujukan kepada isteri-isteri Nabi :selawat, tetapi dari segi makna, ia juga merangkumi wanita-wanita lain, bagaimana tidak, sedangkan banyak perintah syara' yang menyuruh wanita tetap di rumah dan tidak keluar kecuali darurat[4]".

Dalam suatu hadis, Nabi :selawat berkata yang bermaksud : «Solat wanita di (bahagian dalam) rumahnya lebih baik dari solatnya di ruangan luar rumahnya[5], dan solatnya di dalam rumah kecilnya (makhda'[6]) lebih baik dari solatnya di dalam bahagian dalam rumahnya (tadi)»[7]. Walaubagaimana pun, wanita dibenarkan untuk solat di masjid, tetapi solat mereka di rumah itu adalah lebih baik seperti yang dikatakan oleh Nabi :selawat yang bermaksud : «Janganlah kamu halang isteri-isteri kamu (bersolat) di masjid, (akan tetapi) rumah-rumah mereka itu lebih baik bagi mereka»[8]. Dalam syarah hadis ini disebutkan : 'Solat wanita di rumah itu lebih baik bagi wanita daripada solat mereka di masjid sekiranya mereka mengetahui, tetapi mereka tidak mengetahuinya lantas meminta izin untuk ke masjid dan menganggap bahawa pahala mereka bersolat di masjid itu lebih banyak. Solat mereka di rumah itu lebih baik kerana ia lebih aman dari fitnah, lebih-lebih lagi setelah berlakunya tabarruj dan berhias-hias di kalangan wanita…[9]'. Perintah ini dikuatkan lagi dengan sebuah hadis Nabi :selawat yang bermaksud : «Wanita itu aurat, jika dia keluar maka syaitan akan memandangnya, dan seorang wanita itu paling hampir dengan Tuhannya sekiranya dia berada tetap di dalam rumahnya»[10]. Perkataan 'istasyrafa' dalam hadis di atas membawa maksud syaitan akan mencantikkan wanita itu di mata lelaki, dan ada pendapat yang mengatakan bahawa maksud hadis ini ialah syaitan akan memandang wanita itu untuk menyesatkannya dan orang lain akan menjadi sesat disebabkan olehnya[11]. Subhanallah! Hadis ini menunjukkan kelebihan melazimi rumah bagi seorang wanita dan itu merupakan antara cara yang terbaik untuk dia mendekatkan diri kepada Allah. Maksudnya sama seperti hadis[12] yang menyatakan bahawa seorang hamba itu paling hampir dengan Allah dalam keadaan sujud, yang mana hadis ini menunjukkan kelebihan sujud dan galakan untuk memperbanyakkan sujud.

Perintah bagi wanita supaya tetap di rumah dan larangan untuk mereka keluar dikecualikan sekiranya mereka keluar dengan sebab-sebab dan hajat tertentu yang dibenarkan syara'. Ini berdasarkan hadis Nabi :selawat di mana Aisyah :radhia menceritakan : Saudah :radhia telah keluar –selepas turunnya perintah hijab- kerana hajat tertentu, dan dia adalah seorang wanita yang berbadan besar, mereka yang mengenalinya pasti akan akan mengetahui bahawa dia adalah Saudah (walaupun dia memakai pakaian menutupi seluruh badan ataupun keadaan malam yang gelap), maka Umar melihatnya lalu berkata : Wahai Saudah, demi Allah, kamu tidak akan dapat menyembunyikan diri dari kami, maka fikirlah cara bagaimana kamu keluar tanpa dikenali. Aisyah berkata : Maka Saudah pun pulang, dan Baginda :selawat berada di rumahku sedang makan malam dan tangannya menggenggam daging, lalu dia masuk dan berkata : Wahai Rasulullah, aku telah keluar untuk menunaikan hajatku dan Umar telah berkata kepadaku (itu dan ini). Aisyah berkata : Maka Allah telah menurunkan wahyu kepadanya dan ketika keadaan itu selesai, daging itu masih berada di genggamannya seakan-akan beliau tidak mahu menyimpannya, lalu Nabi :selawat bersabda : «Kamu diizinkan keluar untuk memenuhi keperluanmu»[13].

(3) Sentiasa menundukkan pandangan dan memelihara dirinya. Seorang wanita yang beriman dan solehah itu sentiasa menundukkan pandangannya dari melihat perkara-perkara yang haram dan sentiasa memelihara kehormatan dirinya sebagai seorang wanita yang beriman.

Telah menjadi kebiasaan bagi wanita-wanita zaman ini samada yang sudah bersuami atau pun masih belum berkahwin –kecuali mereka yang dipelihara oleh Allah- untuk mempunyai sahabat dari kalangan lelaki. Ini bertentangan dengan sifat wanita yang beriman dari kalangan hamba yang disifatkan oleh Allah dalam surah al-Nisa' yang bermaksud : «…dan berikanlah kepadanya mas kahwinnya dengan kadar yang patut, sedang hamba itu perempuan yang baik, bukan perempuan lacur dan bukan pula mengambil lelaki lain sebagai teman secara rahsia…» [al-Nisa' : 25]. Inilah budaya barat yang cuba diserap masuk di kalangan wanita-wanita Muslimah kerana musuh-musuh Allah ini tahu bahawa rosaknya wanita Muslimah bererti rosaklah generasi Islam yang akan datang! Tetapi malangnya, fenomena ini dianggap biasa di zaman ini bahkan wanita yang tiada sahabat lelaki itu pula yang dikatakan ketinggalan zaman serta tidak pandai bersosial dan sebagainya. Allah jualah tempat meminta pertolongan.

Firman Allah lagi dalam surah yang sama mengenai sifat-sifat wanita yang baik itu : «…Perempuan-perempuan yang solehah ialah perempuan-perempuan yang taat, yang memelihara kehormatannya sewaktu suaminya tiada, sebagaimana Allah telah memeliharakan dirinya…» [al-Nisa' : 34]. Maksudnya, mereka ini memelihara kehormatan diri mereka dan memelihara rahsia suami ketika ketiadaannya sebagaimana Allah memelihara mereka dengan memerintahkan para suami supaya bergaul dengan baik dengan mereka dan menunaikan hak-hak para isteri[14]. Inilah ciri-ciri wanita yang solehah.

Manakala perintah menundukkan pandangan pula tidaklah terhad pada lelaki sahaja, bahkan Allah telah mengkhususkan satu ayat yang menyuruh para wanita juga menundukkan pandangan. Firman Allah yang bermaksud : …«Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman, supaya mereka merendahkan pandangan…» [al-Nur : 31].

(4) Menjaga lisan daripada mengumpat, memfitnah dan sebagainya. Suka mengumpat, mencerca dan melaknat adalah satu sifat yang sering dikaitkan dengan wanita –kita memohon keselamatan dari Allah supaya dijauhkan dari sifat ini-. Manakan tidak, sedangkan Allah sendiri mengkhususkan larangan ini kepada wanita di samping ayat yang umum melarang orang mukmin itu menghina sesama mukmin. Allah berfirman yang bermaksud : «…dan jangan pula kaum perempuan menghina kaum perempuan yang lain, kerana boleh jadi perempuan yang dihina itu lebih baik dari perempuan yang menghina…» [al-Hujurat : 11]. Allah mengkhususkan larangan ini kepada wanita kerana kaum inilah yang seringkali cepat mengeluarkan kata-kata yang tidak baik samada mengumpat, menghina, mengata dan sebagainya[15]. Syeikh al-Sa'di rahimahullah di dalam tafsirnya berkata : '…pada realitinya memang selalunya mereka yang dihina itu lebih baik dari yang menghina, kerana penghinaan itu tidak akan datang kecuali dari hati yang penuh dengan keburukan dan akhlak yang keji…'[16].

Allah Ta'ala juga berfirman yang bermaksud : «…dan janganlah kamu mengumpat orang lain, sukakah salah seorang kamu memakan daging saudaranya yang telah mati?...» [al-Hujurat : 12]. Maka selayaknya bagi wanita yang beriman untuk menjauhi larangan Allah ini dan cuba sedaya-upaya untuk menjaga lisannya dari berkata yang tidak baik. Hendaklah seorang wanita itu bertaqwa pada Allah dan meletakkan syurga dan neraka di hadapannya sebelum berkata apa-apa mengenai orang lain.

Dari Huzaifah :radhia, Nabi :selawat berkata yang bermaksud : «Tidak akan masuk syurga qattaat (orang yang mendengar sesuatu sedangkan dia tidak mengetahui hakikat sebenarnya dan kemudian menyebarkannya untuk tujuan berbuat kerosakan[17])[18].

(5) Menjaga pendengarannya daripada muzik, kata-kata yang keji dan perkara-perkara lain yang haram untuk didengari. Seorang wanita yang beriman hendaklah berusaha sedaya-upaya untuk menjauhi apa jua perkara yang boleh melalaikannya dan tidak mendatangkan faedah bagi agamanya. Dia hendaklah sentiasa memelihara pendengarannya kerana ia adalah sesuatu yang dipertanggungjawabk an ke atasnya dan akan disoal oleh Allah di hari akhirat kelak. Allah berfirman yang bermaksud : «…Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, masing-masing akan dipertanggungjawabk an» [al-Isra' : 36].

Nabi :selawat berkata yang bermaksud : «Akan muncul dari umatku orang-orang yang menghalalkan (menganggap halal) zina, memakai baju sutera, arak dan alat muzik…»[19]. Perbuatan 'menghalalkan' itu tidak terjadi melainkan apabila hukum asal sesuatu itu adalah haram. Dalam hadis ini, alat muzik diletakkan sebaris dengan arak dan zina yang mana jelas pengharamannya pada umat Islam. Ibn Mas'ud :radhia berkata : "Nyanyian itu menumbuhkan nifaq dalam hati sebagaimana air itu menumbuhkan sayuran"[20].

Dr. 'Aidh al-Qarni berkata[21] : Sesiapa yang mendengar muzik itu maka dia akan dihukum dengan tiga perkara :

1- Terputus hubungan hatinya dengan Allah.

2- Dia tidak lagi menyintai al-Quran, zikir, hadis, sirah Nabi :selawat dan sebagainya.

3- Allah akan mengharamkan mendengar nyanyian baginya di syurga nanti.