6 WASIAT SAIDINA UMAR

6 WASIAT SAIDINA UMAR :

1. Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau mahu mencacinya, maka cacilah dirimu. Kerana, celamu lebih banyak darinya.

2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah dahulu perutmu. Kerana, tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.

3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah ALLAH s.w.t.! Kerana, tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain DIA.

4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab, andaikata engkau meninggalkannya, bererti engkau terpuji.

5. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Kerana, jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi penuh penyesalan.

6. Bilamana engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah Akhirat. Kerana, engkau tak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.

Saturday 28 December 2013

30 MINGGU NAN INDAH

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Sollu 'alan Nabi.

Tak terasa, dah 30 minggu saya ke hulu ke hilir dengan seorang bayi di dalam perut. :) Alhamdulillah.
Segalanya tidak terduga. Allah melaksanakan Kehendak-Nya tanpa campur tangan sedikit pun dari manusia / apa pun.. Subhanallah..

Simptom biasa orang mengandung kian dirasai..awalnya loya dan muntah, rasa lapar yang amat sangat (kena makan nasi/carbs 3x shari), keletihan, sakit pinggang..namun semua itu adalah fitrah yang indah untuk wanita supaya Allah memberikan rahmat dan pahala..InsyaAllah..

Juga nikmatnya merasai tendangan si kecil dan melihat perkembangannya apabila di 'scan'..semua dari-Nya.

Ini amanah, anugerah, juga ujian dari-Nya. Semoga Allah memberi taufiq dan hidayah kepada kami suami isteri untuk memikul tanggungjawab ini..

Walau apa pun, jangan terlalu berlebihan (excited/happy melampau/risau dll) dalam menerima sesebuah kehamilan..kerana kita hanya hamba yang mengikuti Kehendak-Nya..anak ini milik Allah, diri ini milik Allah, segalanya milik Allah..Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki..semoga Allah pelihara kita dari mencintai makhluk melebihi Allah..Ya Allah, tolonglah kami..ada amanah yang Allah titipkan bererti ada tanggungjawab yang perlu digalas..

Pasakkan tauhid, tanamkan ilmu agama, dan ajarkan adab kepadanya..InsyaAllah..

~No pic of pregnant me. Sebab perut yang besar tu pun perlu sedaya upaya ditutup dengan pakaian yang labuh dan longgar..tetap dikira aurat..Allah Maha Melihat~


Friday 1 November 2013

Mengingati Mati

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Sollu 'alan Nabi.

Saat itu pasti kan hadir.
Entah esok lusa, atau sesaat lagi.
Pemutus kenikmatan duniawi dan pelebur ego diri.

Takkan terlewat atau dipercepat walau satu saat.
Kerna waktunya telah pasti.
"Oh, andai dapat ditebus semua kesalahan dan dibanyakkan amalan!"
Jerit batin mereka yang berada di ambang sakaratul maut.

Tidak! Masamu telah tamat!
Renungan tajam sang Izrail sungguh menghampakan.
Sungguh merugi jiwa yang mensia-siakan umur di dunia.
Mengabaikan perintah dan berbuat jahat sesama manusia.

Sungguh malang dan bodoh dirimu..
andai terus hanyut dalam kelalaian dunia.
Ayuh kita kembali menginsafi diri.
Kembali kepada Allah, 
Islam sebagai cara hidup.
Bertaubat dan beramal soleh.

Cukuplah segala kezaliman yang telah dilakukan,
kerna waktu kita hampir tamat.
Mungkin sebentar saja lagi...




Monday 30 September 2013

Start A New Life

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Sollu 'alan Nabi.

A life without fear, without hatred, without negative perceptions.

A life full of hope, love and husnu-zhon.

A life, that is pure, sincere and peaceful.

Just like a newborn, everything to him is delightful and make him happy.

Eventhough he do not know what exactly the thing is.

Get through this life with the simple yet powerful momentum.

All hopes on Allah. All trust on Allah.

Just like when we were in our mother's womb.

Helpless, yet still alive. All with Allah's will and power.

A beautiful life, starts from the heart,

that is free from everything except Allah.

Still hoping, and trying to start the new beautiful life.


Sunday 22 September 2013

Write Our Life Story With Beautiful Akhlak

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Sollu 'ala Nabi.




This life is just like a story. We'll never know how it will end. But we have the ability given by Allah to do our best, and hope for the best from Him. The weather do change, and so do people. As we grow up, we are not the same person as we were 5 years ago. We gain more knowledge, experience, and become more mature InsyaAllah. And for that, it is still not too late for us to write our own life story with what Allah order us to do..which is obeying His laws and practicing good manners with other people.

I've learned, that human are sensitive. They want the best for themselves, they always search for happiness, and they want to loved. Rasulullah SAW taught us to treat other people just like we want ourselves to be treated, as we are not true Mukmin yet, until we love our Muslim brothers and sisters just like we love ourselves. MasyaAllah, really hard isn't it?




We tend to be arrogant and selfish. We want the best, and we want more for ourselves, and we don't bother much about others. We do CARE A LOT if other people hurt our feelings through their words or act, but we FORGET about the things that we do to hurt others. How much cruel we can be?

Islam is a very beautiful and loving religion. It teaches honesty, respect and rules (knowledge to be followed) in every step of the human's life. When we know about the prophet SAW, how his akhlak is...I'm sure that it'll inspire us to be a good hearted person, which is full of love, forgiveness, mercy, and nice prayers to all Muslims. It doesn't matter if that person is bad towards us, because he/she will have to answer that in front of Allah. The most important thing is that how we carry ourselves in this short life, whether to fill our hearts with anger and hatred or with peace, love and harmony. To follow the Prophet or to follow the syaitan. In the end, by following the right track and act accordingly, we will have a very wonderful ending of our life story which is Husnul Khatimah and get to enter the Jannah with Allah's blessings InsyaAllah.




There is no such thing as happily ever after in this world, because here is the place for us to be tested by Allah. Unless we have the heart of a true Mukmin. One who believe that everything happened is the very best from Allah. But remember, happily ever after do exist in the afterlife, when we get to be in the heaven. InsyaAllah.

So here's a script from a heart, that is inspired by Rasulullah SAW.."I want to be a good muslimah/muslim, and I want to love other Muslims because of Allah. I'll try my best to treat other people with love, respect and I'll try my very best not to hurt their feelings in any way whether it is through my opinions/intentions/words/act. If anyone hurt me, I'll be patient and forgive the person because that is what Allah loves me to do. I'll focus on fixing myself with knowledge, ibadah, and akhlak. I want to be the person who is beneficial to others biiznillah..May Allah give us taqwa and beautiful akhlak.."

Tuesday 17 September 2013

Inside Pregnancy

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Sollu 'alan Nabi.

Maha suci Allah yang menciptakan, merupa bentuk, menghidupkan, mematikan...Check out this very cool video about inside pregnancy from week 1 to 37 at babycentre. :) Segala puji hanya bagi Allah...

http://www.babycentre.co.uk/c25004365/inside-pregnancy-videos

Kita semua datang dari Allah..dari tiada kepada ada..dari saripati air mani yang hina menjadi manusia yang berakal..betapa hebat dan agungnya diri-Mu Ya Rabb..Tidak mampu kami untuk ucapkan puij-pujian kepada-Mu sepertimana Engkau memuji diri-Mu sendiri..

Wednesday 11 September 2013

Poem: To You My Zauj

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Sollu 'alan Nabi.

Zauji.

When I first saw you,
I can feel that we are connected.
In many ways.

I like that you are very shy and polite.
And I like you just the way you are.

Subhanallah, we are meant to be together.
Husband and wife, in this world.
And I hope, in the hereafter.

You keep telling me,
to focus on Allah, to love Him,
more than to love you.

Thank you for everything.
You really take good care of me,
and teach me so many things, with love and patience.

I love you because of Allah.
I will try my best to be a solehah wife for you,
and a solehah mother to our child,
this child, whose growing wonderfully
with Allah's will inside my womb.
Insya-Allah.

May we get the love, mercy and guidance from Him
throughout our lives.
And we get to be the slave that He wants us to be.


May peace and blessings be upon us.







Sunday 25 August 2013

MENDIDIK ANAK DALAM KANDUNGAN


Bismillahirrahmaanirrahiim.

Sollu 'alan Nabi. 



Agama Islam sebagai manhaj hidup yang kamil mutakamil (sempurna) mengatur dan membimbing untuk menuju kesempurnaan agar tercapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Islam memberi bimbingan yang berharga kepada orang tua (khususnya tentang apa yang harus mereka lakukan demi kemaslahatan anak-anak mereka sejak di alam rahim). Terlebih lagi jika mereka mengingat hadits Rosululloh seperti sabdanya tentang janin setelah ditiupkan roh di perut ibunya lalu ditulis baginya rezeki, amal, dan celaka atau bahagia (lihat HR. Bukhori 6594 Muslim 2643). Maka orang tua semakin bersemangat keras untuk mengusahakan sebab-sebab tercapainya kebahagiaan anak mereka, karena Alloh tidak menjadikan kebahagiaan dan kebinasaan kecuali menjadikan pula sebab-sebab yang menuju kepada keduanya.

Kisah orang-orang sholih dahulu sangat banyak yang menunjukkan betapa besar perhatian mereka dalam masalah ini. Alloh mengabadikan kisah-kisah mereka dalam al-Qur’an karena di dalamnya terdapat ibroh yang sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang datang sesudah mereka. Sebagai contoh, keluarga Imron yang sholih. Isterinya yang sholihah mengandung seorang bayi, ia sangat berharap kepada Alloh kebahagiaan apabila anak yang dikandungnya lahir sebagai anak laki-laki maka ia akan mempersembahkannya kepada Alloh untuk menjadi pelayan Baitul Maqdis, karena itu ia bernadzar kepada Allah.Ketika isteri Imron berkata: “Ya Robbku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang sholih dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nadzar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Ali Imron [3]: 35)

Ini adalah ilmu yang sangat bermanfaat bagi pelaku tarbiyah, terutama bapak ibu, betapa pentingnya tarbiyah ibu dalam kandungan dan betapa besarnya pengaruh positif dari kesholihan bapak dan ibu terhadap bayi yang dikandung sebelum lahir ke alam dunia. Isteri Imron—yang berasal dari keluarga yang mulia pilihan Alloh, bersama keluarga Ibrohim, Nuh, dan Adam—sangat nampak dari kisah ini bagaimana ia melakukan sebab-sebab yang baik, dalam mengharapkan keturunan yang sholih. Dia banyak berdo’a, ikhlas, rajin beribadah, dan merendahkan diri kepada Alloh Ta’ala. Oleh karena itu, Alloh mengabulkan do’anya. Firman Alloh:”Maka Robbnya menerimanya (sebagai nadzar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Alloh menjadikan Zakaria pemeliharanya….” (QS. Ali Imron [3]: 37)

Maka, dari barokah kesholihan wanita mulia ini lahirlah Maryam ash-Shiddiqoh. Kesholihan ibu yang mulia ini terus membuahkan hasil yang penuh barokah. Dari rahim Maryam lahirlah Nabi Isa Kalimatulloh. firman Alloh: “(Ingatlah), ketika malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Alloh menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya al-Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Alloh)”. (QS. Ali Imron [3]: 45)

Maryam shiddiqoh, afifah, sholihah, dan ahli ibadah bersama Nabi Zakaria dengan kesholihannya, sangat layak untuk mendapat barokah langit dan bumi yang melimpah untuknya. Bagi orang yang mentadabburi ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Rosululloh tentang barokah, taqwa, dan amal sholih akan mendapati keajaiban yang akal manusia tidak sanggup memikirkannya. Lihatlah firman Alloh, “Setiap kali Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrob, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: “Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh makanan ini?” Maryam menjawab: “Makanan ini dari sisi Alloh.

Sesungguhnya Alloh memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” (QS. Ali Imron [3]: 37)
Dan pengaruh positif yang lain dari tarbiyah yang baik adalah setelah Alloh menyebutkan nabi-nabi yang dipilih dan keluarga orang-orang sholih yang dipilih-Nya, kata Alloh: “Sebagai satu keturunan dari yang sebagiannya keturunan dari yang lain…”. (QS. Ali Imron [3]: 34)

Berkata Syaikh Abdurrohman as-Sa’di: “Yaitu terjadi kecocokan dan kesamaan antara mereka dalam ciptaan dan akhlaq yang mulia, artinya anak-anak keturunan mereka mengikuti bapak-bapak mereka, sebagaimana dalam ayat “Dan Kami lebihkan pula derajat sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka untuk menjadi nabi-nabi dan rosul-rosul, dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS. al-An’am [6]: 87).”. Ini dari umat-umat dahulu. Adapun dari umat Rosululloh sangat banyak. Misalnya, kisah Ummu Sulaim dengan suaminya, Abu Tholhah, yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Anas bin Malik , ia berkata: “Anak Abu Tholhah sakit, lalu Abu Tholhah keluar ke masjid dan anak tersebut meninggal dunia. Tatkala kembali ke rumah, ia bertanya: “Bagaimana keadaan anakku?” Jawab Ummu Sulaim: “Dia sekarang lebih tenang dari sebelumnya.” Kemudian Ummu Sulaim menyajikan makan malam untuknya dan ia makan malam lalu menggaulinya. Setelah selesai hajatnya, berkata Ummu Sulaim: “Makamkanlah anakmu (wahai Abu Tholhah).” Tatkala pagi hari ia pergi menemui Rosululloh, dan mengabarkan kepada beliau kejadian itu, maka kata Rosululloh : “Apakah kalian tadi malam bergaul?” Jawab Abu Tholhah: “Ya.” Maka kata Rosululloh : “Ya Alloh, berkahi mereka dalam hubungan mereka tadi malam.” Lalu Ummu Sulaim melahirkan seorang anak laki-laki. Abu Tholhah mengatakan kepadaku (Anas): “Bawalah bayi ini kepada Rosululloh.” Maka Anas membawanya kepada Rosululloh dengan beberapa buah kurma, lalu anak itu diambil oleh Rosululloh dan beliau bertanya, apakah ia membawa sesuatu? Jawab Anas: “Ya, beberapa kurma.” Maka Rosululloh mengambil kurma tersebut dan mengunyahnya lalu memasukkannya ke mulut bayi tersebut untuk mentahniknya dan menamainya Abdulloh. (HR. Bukhori dan Muslim)

Syahid yang kita ambil dari kisah ini adalah perkataan Rosululloh, ““Ya Alloh, berkahi keduanya dalam hubungan mereka tadi malam.”. Ini menunjukkan begitu besar perhatian Rosululloh terhadap tarbiyah anak yang ditujukan pada Ummu Sulaim dan umatnya sejak anak mulai dari setetes air dalam rahim ibunya. Petunjuk Rosululloh dalam menggauli isteri yaitu do’a (yang artinya): “Dengan nama Alloh. Ya Alloh, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari anak yang Engkau karuniakan kepada kami.” (HR. Bukhori). Karena kata Rosululloh di akhir hadits: “Apabila Alloh mentaqdirkan lahirnya anak dari pergaulan tersebut maka tidaklah akan disentuh oleh setan karena setiap anak yang lahir pasti menangis karena tusukan setan.

Berkata Imam Nawawi: “Dalam kisah ini ditunjukkan keutamaan Ummu Sulaim, di antaranya: besarnya kesabaran Ummu Sulaim, betapa ridho (rela)nya dia terhadap taqdir Alloh, dan jernihnya akalnya tatkala dia merahasiakan kematian anaknya pada suaminya di awal malam agar suaminya tenang, tenteram, tanpa rasa sedih. (Ummu Sulaim) menyajikan makan malam lalu berdandan secantik-cantiknya dengan harapan agar suaminya menggaulinya hingga terpenuhi keinginannya.” (Syarh Muslim 14/124). Berkata al-Hafizh Ibnu Hajar: “Yang mendorong Ummu Sulaim untuk melakukan ini semua adalah mubalaghoh (bersungguh-sungguh) dalam bersabar dan pasrah kepada qodho Alloh dan mengharap kepada-Nya agar menggantikannya dari apa yang telah luput. Sebab jika ia memberi tahu Abu Tholhah tentang kematian anaknya pada saat itu juga maka akan menyibukkannya dengan kesedihan dan akhirnya tidak terpenuhi apa yang ia inginkan (yaitu keinginan untuk hamil agar Alloh menggantikan anaknya yang meninggal tersebut). Maka tatkala Alloh mengetahui keikhlasan niatnya, Alloh mengabulkan harapannya dan memperbaiki anak keturunannya.” (Fathul Bari 3/219). Maka dari barokah do’a Rosululloh dan ijabah dari Alloh, ia (Ummu Sulaim) melahirkan anak yang sholih bernama Abdulloh dan dari Abdulloh lahir anak-anak sholih, ulama, dan ahli al-Qur’an. (Lihat Syarh Muslim 14/124)

Sungguh, alangkah menakjubkan hikmah ilahiyyah yang menghubungkan antara kesholihan bapak ibu dengan anaknya selagi di alam kandungan. Karena itu, sangatlah patut bagi para orang tua, khususnya para ibu selagi dalam masa hamil, hendaknya mereka banyak bersabar dari segala musibah, baik sakit, kekurangan harta, kematian anak atau keluarga, dan lain-lain. Hendaknya mereka banyak beramal sholih, berdo’a, berdzikir, tilawah (membaca) al-Qur’an, tholabul ilmi (menuntut ilmu syar’i), shodaqoh, dan amalan-amalan sunnah dengan ikhlas, tawakkal, penuh pengharapan kepada-Nya akan lahirnya seorang anak yang sholih. Sesungguhnya Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan kebalikannya, bahwa kecenderungan seorang ibu yang sedang hamil kepada kebatilan, senang dengan tontonan-tontonan batil, pendengaran batil, dan lalai dalam hukum-hukum Alloh dan rosul-Nya akan sangat berpengaruh negatif bagi bayi yang ada dalam kandungannya.

Fakta dan ilmu kedokteran membuktikan bahwa wanita yang hamil yang banyak tingkahnya, bayi yang dikandungnya akan ikut bertingkah banyak. Sedang wanita yang hamil yang banyak diam dan tenang, bayinya ikut tenang tidak banyak bertingkah. Ini adalah hubungan antara ibu dengan bayi yang dikandungnya secara jasmani yang tentunya hubungan keduanya secara rohani demikian juga, bahkan lebih, karena roh lebih berpengaruh terhadap jasad ketimbang sebaliknya. Sesungguhnya Sahl at-Tusturi telah mentarbiyah anak-anaknya semenjak masih dalam sulbinya, maka ia selalu beramal sholih dengan harapan agar Alloh memberikan kemuliaan kepadanya dengan anak yang sholih seraya berkata: “Sesungguhnya aku memegang janji Alloh yang diambil oleh Alloh kepadaku sejak di alam arwah dan sesungguhnya aku memelihara anak-anakku mulai saat itu hingga mereka dikeluarkan oleh Alloh ke alam dunia.” Ini adalah dalil tentang perhatian besar kaum salaf terhadap anak keturunan mereka.

Semoga Alloh memberi rezeki kepada kita semua anak-anak yang sholih. (Lihat Manhaj Tarbiyah Nabawiyyah: 53)
Perhatikan, betapa besar pengaruh kesholihan orang tua terhadap anak keturunan mereka, sampai-sampai sejak mereka belum lahir ke dunia. Ini adalah motivasi besar agar seseorang selalu memperhatikan masalah ini. Nabiyyulloh al-Khidhir membangun tembok secara sukarela bersama Nabiyyulloh Musa dan keduanya tidak meminta upah. Tatkala Nabi Musa berkata kepadanya: “Seandainya engkau mengambil upah dari pekerjaan ini”, beliau (Khidhir) menjawab: “Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua anak yatim di kota itu dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua sedang ayah mereka adalah seorang yang sholih.” (Lihat QS. al-Kahfi [18]: 82)
Ibnu Katsir berkata: “Ini adalah dalil bahwa orang yang sholih dijaga keturunannya oleh Alloh dan barokah ibadahnya meliputi mereka di dunia dan akhirat dengan syafa’atnya buat mereka dan Alloh mengangkat derajat mereka setinggi-tingginya di surga sehingga ia bertambah kebagiaannya sebagaimana hal ini diterangkan dalam al-Qur’an dan sunnah. Berkata Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas bahwa kedua anak yatim tersebut dijaga karena kesholihan bapak mereka tanpa menyebut kesholihan mereka sedangkan bapak mereka yang sholih adalah kakek mereka yang ketujuh, Wallohu A’lam.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/94).

Oleh karena untuk menjaga kemaslahatan tarbiyah janin yang ada dalam kandungan, maka syari’at memberi keringanan bagi wanita hamil untuk tidak melakukan puasa pada bulan Romadhon apabila ia khawatir terhadap janin yang dikandungnya. Dari Ibnu Abbas, dia berkata: “Apabila wanita hamil khawatir terhadap kemaslahatan dirinya atau bayi yang dikandungnya di bulan Romadhon makan ia berbuka dan memberi makan setiap hari seorang miskin dan tidak mengqodho puasa.” (Baihaqi 4/230 dengan sanad yang kuat). Wallahu’alam Bishowab.