Bismillah. Sollu 'alan Nabi.
Laksana Bidadari dalam Hati Suami 3 (Terjaga
Kesuciannya)
Dipingit dalam Kemah-Kemah yang
Terjaga Kesuciannya
Allah ‘Azza
wa Jalla berfirman,
حُورٌ
مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ
“(Bidadari-bidadari)
yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah-kemah.” (Qs. Ar-Rahman: 72)
Begitulah
gambaran tentang terjaganya kesucian bidadari. Coba kita bayangkan dengan
kondisi wanita sekarang, keadaan diriku dan dirimu…sudahkah kita sudah meniru
akhlak wanita utama pendahulu kita yang shalihah? Tidaklah mereka keluar
melainkan hanya untuk mencukupi kebutuhan mereka.
Bidadari adalah
makhluk yang teristimewa, maka tidaklah heran jika dia wanita yang sangat
terjaga. Ingatkah kau zaman nenek moyang kita dahulu…tentang cerita wanita
pemalu yang dipingit di dalam rumahnya, wanita yang terjaga dan menjaga
dirinya? Begitulah gambaran bidadari yang hanya berada di dalam tempat
kediamannya. Coba kita bayangkan dengan kondisi wanita sekarang, keadaan diriku
dan dirimu…apakah kita sudah meniru akhlak wanita shalihah pendahulu kita yang
hanya keluar untuk sekadar mencukupi kebutuhan mereka saja? Perhatikanlah
kembali firman Allah Ta’ala dalam kitabNya,
وَقَرْنَ
فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ
وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
“Dan
hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah
laku) seperti orang-orang jahiliyah dulu. dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat dan ta’atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya. ” (Qs. Al-Ahzab: 33)
Dari
‘Aisyah radhiyallahu’anha berkata, “Saudah binti Zam’ah radhiyallahu’anha
keluar pada suatu malam setelah turunnya perintah berhijab. Dia seorang wanita
yang bertubuh besar sehingga tidak sulit bagi orang untuk mengenalinya. Lalu
Umar melihatnya maka Umar radhiyallahu’anhu berkata, “Wahai Saudah, Demi
Allah engkau tidak asing bagi kami. Lihatlah, bagaimana engkau bisa keluar?”
Lalu ‘Aisyah berkata, “Maka Saudah pun berbalik pulang. Sedangkan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa salllam berada di rumahku sedang makan malam. Di tangannya ada
daging. Maka Saudah pun masuk kemudian berkata,
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya
saya keluar rumah untuk memenuhi keperluanku. Lalu Umar berkata begini dan
begitu.” ‘Aisyah berkata, “Maka Allah mewahyukan kepada beliau dan daging masih
di tangannya, beliau tidak meletakkannya. Kemudian Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Telah
diizinkan bagi kalian kaum wanita keluar untuk keperluan dan kebutuhan kalian.”
(HR. Bukhari)
Ya…wanita
memang tidak diharamkan keluar rumah, namun janganlah hanya untuk hal yang
tidak perlu kita lalu bermudah-mudahan berkeliaran di luar sana, bahkan
berdesak-desakan dengan lelaki asing untuk urusan yang kurang perlu. Kita lihat
wanita masa kini, mereka seringkali terlihat berlalu lalang di sekitar pusat
perbelanjaan untuk alasan “sekadar jalan-jalan”, duduk-duduk di cafe,
berkeluyuran tidak karuan di tempat-tempat umum dan berbagai
macam aktivitas yang kurang pantas dilakukan oleh wanita yang ingin terjaga ‘iffahnya (kesucian).
Wanita
dengan segala aktivitasnya di rumah yang boleh dibilang monoton, memang
sesekali pasti merasa bosan tinggal di rumah dan butuh penyegaran suasana.
Suami yang baik tentunya akan mengerti, memahani dan mengambil solusi yang
bijak atas keadaan yang dialami sang istri, agar dia tidak keluyuran di luar
rumah untuk sekadar mencari suasana baru.
Allah Ta’ala
berfirman,
لَمْ
يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ
“Mereka
tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang
menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (Qs. Ar-Rahman: 74)
Keadaan
bidadari yang tiada pernah disentuh oleh seorangpun sebelum suaminya
menghasilkan puncak kebahagiaan suami-suaminya terhadap mereka. Sesungguhnya
kebahagiaan lelaki terhadap seorang wanita yang tidak pernah disentuh oleh
siapapun memberikan arti tersendiri.
Penjagaan
Allah atas diri bidadari menunjukkan kemuliaan bidadari. Dan bentuk penjagaan
diri ini sudah sepantasnya ditiru oleh wanita dunia agar wanita dunia
senantiasa terjaga kemuliaannya. Kemuliaan dan kedudukan yang paling tinggi dan
luhur dari seorang wanita ialah…jika sifat malunya tidak dinodai oleh makhluk.
Tak didekati manusia serta tak seorangpun menjamah tubuhnya, baik menyetubuhi
ataupun hanya melihatnya, kecuali oleh suami yang menikahi dan berhak atas
dirinya.
No comments:
Post a Comment