Bismillah. Sollu 'alan Nabi.
Mencontohi sifat-sifat bidadari syurga seperti yang termaktub dalam Al-Quran untuk dipraktikkan dalam kehidupan seharian. InsyaAllah. :) (Huraian dalam bahasa Indonesia-dipetik dari blog muslimah.or.id) .
Laksana Bidadari dalam Hati
Suami 1 (Berhias Untuk Suami)
Saudariku,
Pada
saatnya nanti kan tiba, engkau akan menjadi istri -Insya Allah-. Atau
bahkan sekarang ini pun engkau sudah menjadi istri. Dan sudah barang tentu
engkau pasti ingin menjadi wanita shalihah lagi berakhlak karimah. Ciri khas
wanita shalihah yaitu wanita yang selalu berusaha merebut hati, mencari cinta suami, selalu mengharap ridha suaminya agar
mendulang pahala, demi meretas jalan menuju Al-Firdaus Al-A’la…di sanalah, dia
akan berharap bisa menjadi “permaisuri” suaminya ketika di dunia.
Lalu,
lewat jalan manakah hati seorang lelaki akan terebut…dan ridhanya pun
menyambut, sehingga dua jiwa dalam satu cinta akan bertaut?
Saudariku…Bunga-bunga
cinta suami dapat mekar bersemi,
Harum semerbak mewangi di taman hati,
Jika ia senantiasa disirami
Manis
ucapan, santun perkataan, lembut perlakuan, dan baiknya pergaulan seorang
wanita akan menjadi siraman yang dapat menumbuhkan benih-benih cinta di hati
sanubari sang suami. Dan bukan hal yang mustahil, karena akhlakmulah, duhai
wanita…hati suami pun akan mencinta.
Agar
memiliki akhlak wanita yang mulia, seorang wanita seyogyanya berkiblat pada
figur wanita abadi nan sempurna. Sosoknya banyak digambarkan dengan parasnya
yang sungguh sangat cantik jelita. Kiranya engkau pun tahu…karena dia
adalah…bidadari surga.
Bidadari
surga teramat istimewa, wanita yang Allah ciptakan dengan penuh kesempurnaan
yang didambakan pria. Dengan segala keistimewaan yang ada dalam dirinya,
kiranya itu menjadi tantangan bagi wanita dunia untuk bisa berusaha menyamai
karakteristik bidadari surga. Menyinggung soal karakteristik, tentunya wanita
dunia tidak akan mampu bersaing dengan bidadari dalam urusan fisik, dan yang
bisa kita contoh adalah ciri khas akhlaknya. Baiklah, mari kita bersama-sama
telusuri tabiat yang khas dari bidadari surga.
Cantik
Parasnya, Baik Akhlaknya, dan Harum Bau Tubuhnya
Allah Subhanahu
wa Ta’ala menyifati bidadari dengan keelokan dan kecantikan yang sungguh
sempurna, sebagaimana yang tergambar dalam ayat berikut,
وَزَوَّجْنَاهُمْ
بِحُورٍ عِينٍ
” Dan
Kami pasangkan mereka dengan bidadari – bidadari yang cantik dan bermata
jelita. ” (Qs. Ath-Thur: 20) – bagian yg berwarna sebaiknya dibuang, agar
sesuai dg terjemahannya.
Huur ( حور) adalah bentuk jamak dari
kata haura (حوراء ) yaitu wanita muda usia yang cantik mempesona,
kulitnya mulus dan biji matanya sangat hitam.
Hasan
berkata, “Al-Haura (الحوراء )adalah wanita yang bagian putih matanya
amat putih dan biji matanya sangat hitam.”
Zaid bin
Aslamberkata, “Al-Haura adalah wanita yang matanya amat putih bersih dan
indah.”
Muqatilberkata,
“Al-Huur adalah wanita yang wajahnya putih bersih.”
Mujahid
berkata, “Al-Huur Al-’Iin (الحور العين ) adalah wanita yang matanya sangat
putih dan sumsum tulang betisnya terlihat dari balik pakaiannya. Orang bisa
melihat wajahnya dari dada mereka karena dada mereka laksana cermin.”
Seorang
penyair berkata,
Mata yang
sangat hitam di ujungnya telah membunuh kita
Lalu tak menghidupkan kita lagi
Menaklukkan
orang yang punya akal hingga tak bergerak
Dan mereka ialah makhluk Allah yang paling indah pada manusia
Benarlah
memang, karena wanita juga akan tampak terlihat lebih menawan jika ia bermata
indah, dengan kelopak mata yang lebar, berbiji mata hitam dikelilingi warna
putih lagi bersih.
فِيهِنَّ
خَيْرَاتٌ حِسَانٌ
“Di
dalam surga – surga ada bidadari – bidadari yang baik – baik lagi cantik –
cantik.”. (Qs. Ar-Rahman: 70)
Khairaatun ( خَيْرَاتٌ ) adalah jamak dari
kata khairatun, sedangkan hisaan adalah bentuk jamak dari hasanatun
( حسنة). Maksudnya, bidadari – bidadari tersebut baik akhlaknya dan cantik
wajahnya.
Beruntunglah seorang pria yang diberi anugrah wanita secantik akhlak
bidadari surga. Perhatikan dan tanyakan pada diri kita…
Apakah
kita sudah sepenuhnya memenuhi hak-hak suami, memuliakannya dengan sepenuh hati
dan segenap jiwa? Apakah kita sudah berterima kasih atas kebaikannya? Pernahkah
kita menyakitinya dengan sadar atau tidak??
Duhai
istri…Suami yang beriman merupakan orang yang mulia di sisi Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan marah jika engkau menghina
dan menyakiti lelaki yang memiliki kedudukan yang mulia di sisiNya. Sebagai
gantinya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menugaskan para bidadari untuk
menjunjung kemuliaan suami-suami mereka di dunia ketika para istri menyakiti
mereka - sekalipun sedikit - di dunia.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah
seorang istri menyakiti suaminya ketika di dunia, melainkan istri suami
tersebut yang berasal dari kalangan bidadari akan berkata, ‘Jangan sakiti dia!
Semoga Allah mencelakakanmu, sebab dia berada bersamamu hanya seperti orang
asing yang akan meninggalkanmu untuk menemui kami.” (Hr. Tirmidzi dan Ahmad. Menurut
Imam Tirmidzi, ini hadits hasan)
Diriwayatkan
dari Anas radhiyallahu’anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Sekiranya
ada seorang wanita penghuni surga, yang menampakkan dirinya ke bumi, niscaya ia
akan menerangi kedua ufuknya serta memenuhinya dengan semerbak aroma.
Kerudungnya benar-benar lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (Hr. Bukhari)
Saudariku,
sebagaimana kita ketahui…kecantikan paras wanita dunia seperti kita sangatlah
minim jika dibandingkan kecantikan paras bidadari surga. Kita niscaya tidak
akan mampu menandingi kecantikan mereka, namun apakah kita harus bersedih? Sama
sekali tidak!
Allah
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang beraneka rupa, sebagai tanda dari
kehendak dan kekuasaanNya. Maka terimalah apapun yang telah Ia karuniakan
bagimu, karena itu yang terbaik untukmu. Meskipun wajah kurang cantik dan fisik
kurang menarik, janganlah takut untuk tidak dicinta. Berhiaslah dan
percantiklah dirimu dengan hal – hal yang Allah halalkan, karena istri shalihah
bukan hanya yang tekun beribadah saja, namun seorang istri yang bisa
menyenangkan hati suami ketika suami memandangnya.
Saudariku…
Dan apakah kau lupa, fitrahmu sebagai wanita yang tentu suka akan perhiasan?
Perhiasan terkait dengan makna keindahan, sehingga seorang perempuan shalihah
senantiasa menjaga daya tarik dirinya bagi suaminya… karena wanita adalah salah
satu sumber kebahagiaan lelaki. Apabila seorang istri senantiasa melanggengkan
berhias dan mempercantik diri di hadapan suami, itu akan menjadi hal yang
menambah keintiman hubungannya dengan suami. Sang Suami pun tentu akan semakin
cinta pada istri pujaan hatinya insyaallah.
Bagi
saudari-saudariku pada umumnya serta saudara-saudaraku pada khususnya, enak
dipandang dan menyenangkan hati bukan berarti harus cantik sekali bukan? Dan
berhias pun tidak harus menggunakan aksesori yang terlalu mahal . Lalu
bagaimana jika Allah menentukan engkau mendampingi lelaki yang secara materi
belum mampu “madep mantep“? (baca: hanya cukup untuk membiayai kebutuhan
pokok)
Aku
ingatkan engkau pada nasihat para pendahulu kita kepada putrinya…
Abul
Aswad berkata pada putrinya, “Janganlah engkau cemburu, dan sebaik-baik
perhiasan adalah celak. Pakailah wewangian, dan sebaik – baik wewangian adalah
menyempurnakan wudhu.”
Ketika
Al-Farafisah bin Al-Ahash membawa putrinya, Nailah, kepad Amirul Mukminin
‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, dan Beliau telah menikahinya,
maka ayahnya menasihatinya dengan ucapannya,
“Wahai putriku, engkau
didahulukan atas para wanita dari kaum wanita Quraisy yang lebih mampu untuk
berdandan darimu, maka peliharalah dariku dua hal ini: bercelaklah dan
mandilah, sehingga aromamu adalah aroma bejana yang terguyur hujan.”
Memang
tubuhmu pun dicipta tiada bercahaya dan harum mewangi laksana bidadari, namun
engkau tentu bisa memakai wewangian yang disukai suamimu ketika engkau berada
di kediamanmu bersamanya, dengan begitu penampilanmu tambah terlihat menawan
dipandang mata.
Subhanallah..terasa perjalanan untuk jadi isteri solehah masih terlalu jauh..buat diri sendiri & sahabat semua, it's never too late to start being a 'bidadari dunia'..yakni yang mempunyai ketaatan kepada Allah, melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya dengan ikhlas..InsyaAllah..
p/s: berhias HANYA untuk suami ok...take note buat yang belum kahwin..;)
No comments:
Post a Comment